Tulisan tentang hidup dan kehidupan

Kamis, 28 Oktober 2021

Cerpen

 

KOTA AQUATIS

Indra melirik jam tangannya. Sudah menunjukan pukul 13.23 Wita. Di depan kelas terlihat temannya, Dadang, masih berusaha keras menceritakan kembali cerita fantasi yang telah ia baca. Di sampingnya Pak Risman, Guru Bahasa Indonesia kami, terus menyemangati.

Tiba-tiba saja Indra merasa sangat ingin buang air kecil.

“Pak, saya mau izin ke kamar kecil”, bisik Indra pada Pak Risman.

“Iya..”, jawab Pak Risman tetap memandang ke arah Dadang.

Indra segera berlari menuju ke arah kamar mandi yang letaknya di lantai satu bagian belakang sekolah kami. Tak ada siapapun disitu. Indra segera memutar gagang pintu kamar mandi ke dua khusus putra begitu ia sampai di depan kamar mandi. Baru hampir setengah pintu terbuka, ia segera melangkah masuk. Namun, belum sempat masuk ke dalam dan menutup pintu, Indra merasakan ada keanehan. Ada hal yang tak biasa terjadi pada tubuhnya. Belum habis rasa keanehannya, Indra tak sadarkan diri dan jatuh di lantai kamar mandi.

Selang tak berapa lama Indra mulai sadar. Begitu membuka mata ia sangat terkejut.

“Di mana ini?” bisiknya dalam hati.

Indra tak lagi berada dalam kamar mandi. Ia sudah berada di sebuah daerah yang semua bangunannya aneh. Bangunannya mirip kerang yang sering dilihatnya di laut. Hanya saja ukurannya lebih besar. Bahkan dilengkapi pintu, jendela, juga fentilasi.

“Apakah ini mimpi?”gumam Indra lagi.

Ia melihat kanan kiri. Tak ada siapapun di sana. Ia segera berdiri dan berjalan mendekati bangunan kerang berwarna hijau. Begitu di depan bangunan itu langkahnya terhenti. Dia hanya menatap sosok yang keluar dari balik pintu rumah kerang hijau. Pintu terbuka perlahan sebelum ia ketuk.

“Kamu siapa?” Tanya sosok yang baru saja muncul di depannya.

Pertanyaan itu membuang jauh keterkejutan Indra. Ia tak langsung menjawab. Ia masih terus memperhatikan sosok yang muncul itu. Sosok itu seperti manusia hanya saja bagian kepala yang begitu aneh. Sosok itu berkepala ikan. Kalau tak salah itu menyerupai kepala ikan kerapu. Dari suara sepertinya sosok itu berusia empat puluh tahun ke atas.

“Ini di mana?” Tanya Indra pada sosok itu.

Sosok itu tak langsung menjawab. Ia memperhatikan indra sejenak kemudian tersenyum. Senyum yang aneh bagi Indra karena itu pertama kalinya ia melihat senyum ikan.

“Kamu berada di negeri Aquatis, nak” jawab sosok itu pelan.

“Mengapa orang di sini berkepala Ikan?” Tanya Indra lagi penasaran.

“Dulunya negeri ini kosong. Penduduk yang saat ini tinggal di sini berasal dari dunia sepertimu tapi karena tidak bisa mengumpulkan kerang emas kami berubah menjadi manusia berkepala ikan” jawab sosok itu menjelaskan.

Indra langsung menyahut menimpali

“Berarti aku masih bisa kembali” Tanya Indra kegirangan.

Sosok itu tak menjawab. Ia hanya tersenyum dan mengangguk.

“Syaratnya kamu harus mendapatkan sebuah kerang emas di kota ini dalam waktu 2 jam sejak kamu tiba di sini” jawab sosok itu menjelaskan.

“Setelah mendapatkan kerang emas maka lemparkan kerang itu ke dalam kolam air mancur di tengah kota. Tapi ingat! Jangan berpikir untuk masuk ke dalam kolam itu kalau kamu tidak ingin berubah menjadi seekor ikan utuh untuk selamanya” sambungnya lagi

“ Terima Kasih, pak “ kata Indra sambil bersiap berlalu dari hadapan sosok berkepala ikan.

Ia tak lagi menghiraukan sosok berkepala Ikan yang terus memperhatikanknya dari jauh.

Indra terus berlari. Ia ingin segera kembali. Diliriknya jam tangan.

“Sudah hampir 1 jam” bisiknya dalam hati sambil terus berlari.

Hampir seluruh kota ia kelilingi. Namun ia belum juga menemukan kerang emas itu. Semua tempat sampah sudah ia acak. Masih tetap ia temukan. Empat puluh menit lagi waktu tersisa yang ia miliki. Sesekali ia bertemu dengan penduduk kota itu. Indra sesekali mengais tanah yang ia harapkan di dalamnya bisa ditemukan kerang emas. Ia tak peduli kemeja sekolah yang mulai kotor kena sampah dan lumpur. Ia terus membongkar tempat sampah dan mengais-ngais tanah.

Dua puluh menit sisa waktu Indra untuk bisa kembali. Keadaan sekitar juga sudah mulai gelap. Sepertinya Kota Aquatis akan segera gelap. Waktu malam telah tiba. Indra mulai terisak sambil terus berlari ke sana ke mari. Matanya terus melihat ke segala arah mencari-cari siapa tahu  di sana ada kerang emas. Namun semua sia-sia. Tak ada tanda-tanda ada kerang emas.

 Sepuluh menit sisa waktu yang ia miliki. Ia masih terus berlari. Kali ini ia berlari ke arah kolam air mancur yang ada di tengah kota. Kolam itu berdiameter 100 meter dengan dasar kolam tak terlihat. Di dalam berenang ikan-ikan dengan berbagai jenis. Baik yang berukuran kecil hingga sebesar paus. Ia terduduk lemas dengan bersandar ke dinding kolam. Air matanya terus menetes. Menangis terisak. Tertunduk lesu.

“Nak, kamu punya sesuatu yang bisa di makan?” tiba-tiba ada suara di depannya.

Indra mendongak. Melihat sosok yang tadi bersuara. Indra tak terkejut lagi. Di depannya sudah berdiri sambil memegang tongkat sosok manusia berkepala ikan. Kali ini kepala ikan tuna. Sedikit berkerut karena sudah berusia lanjut.

Indra meraba kantong celananya mencari sesuatu di sana. Ia menemukannya. Sebungkus kue pia yang dibelinya di kantin sekolah. Belum sempat ia makan karena keburu bel istrahat masuk berbunyi dan Pak Risman sudah di kelas. Indra langsung menyerahkan pia itu pada nenek kepala ikan tuna.

Diliriknya jam tangan. Tersisa 2 menit untuk dia bisa kembali. Dia kembali tertunduk membayangkan kedua orang tuanya. Air matanya kembali menetes.

“Ibu, Ayah, Indra minta maaf” kata Indra lirih.

Tiba-tiba di depannya terjulur tangan yang memegang kerang emas. Sontak Indra bangun mengambil kerang itu dan langsung melemparkannya ke kolam. Ia pun mulai tak sadarkan diri. Sayup-sayup terlihat wajah seorang nenek dengan kepala normal tersenyum padanya.

“Terima kasih nek” bisiknya dalam hati.

Share:

12 komentar:

  1. Mantap....semangat maju terus. lanjutkan

    BalasHapus
  2. Saya suka ceritanya,,,, di tunggu lagi cerita fantasi lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadilah Guru yang penuh inspirasi dan penuh kretifitas membimbing peserta didik menjadi Generasi yang memiliki karakter terpuji dan Akhlak terpuji dalam menyongsong Generasi Emas di Era milenial mendatang yang penuh tantangn Pak Risman Insyaa Allah mampu dan bisa bersaing dimasa yang akan datang...selamat berkreasi&beraktiftitas salam sukses selalu

      Hapus
  3. Mantapp๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป

    BalasHapus
  4. Mantap... Di tunggu seri berikutnya. Teruslah berkarya untuk bangsa. Semangat...

    BalasHapus
  5. Sosok Guru yang insya Allah Tahan dan tangguh dalam menghadapi tantangan dan zaman yang penuh "degrafdasi" dimana yang tidak kompoten akan teteliminasi dengan sendinya. RISMAN SOSOK GURU MASA DEPAN.
    TERUSLAH BERKARYA PERJUANGANMU MASIH AMAT PANJANG.

    BalasHapus
  6. Jadilah guru yang penuh Inspirasi&kreatifitas dalam membimbing&mendidik peserta didik dimasa yang akan datang yang penuh tantangan dan hambatan menuju Gerbang Emas di Era Abad 21 menuju Generasi Millenial..Insyaa Allah Pak Risman mampu&tangguh menghadapi tantangan Zaman selamat berkompetisi salam sukses selalu...

    BalasHapus

Blogroll

Mengenai Saya

Foto saya
Saya bukan siapa-siapa.

Blogger templates